Di tengah-tengah pelaksanaan ibadah haji yang penuh keseriusan, ternyata cukup banyak kisah lucu. Saya sendiri mengalami hal tersebut ketika tengah duduk-duduk bersama teman satu rombongan di perkemahan Mina, tiba-tiba datang orang asing duduk diantara kami dan tanpa melihat ke arah kami orang itu berbicara ikut ngobrol, tapi lama-lama ia mulai sadar bahwa kami bukan teman rombongannya, ia pun pergi begitu saja mungkin dengan sedikit malu. Ha ha ha......... kasihan deh. Memang di Mina banyak sekali yang tersesat, termasuk diantaranya teman satu rombongan kami namanya Abah Sahim, ceritanya pada saat mau sholat Dzuhur semua keluar untuk berwudhu, tapi Abah sahim terpisah dengan kami entah ke toilet yang mana, karena setiap toilet penuh dengan jamaah yang mau berwudhu dengan tujuh sampai delapan antrian sehingga perlu kesabaran yang extra. Setelah selesai berwhudu kami semua kembali ke tenda untuk melaksanakan shalat berjamaah, semua sudah kembali ke tenda kecuali Abah Sahim. Akhirnya sholatpun di mulai, Abah Sahim belum datang juga sampai kami selesai shalat. Kami beranggapan mungkin dia shalat di Mesjid, lewat waktu maghrib Abah Sahim belum datang juga akhirnya kami pun mencarinya sampai lewat waktu Isya belum datang juga, pas saat kami tengah berada dalam kebingungan karena dicari kena-kemari tidak ketemu tiba-tiba Abah SAhim muncul............. "Alhamdulillah, kamana wae atuh bah........? lucunya di mana ya tapi perasaan ada yang lucu deh sampai kami ketawa, mungkin karena Sia Abah nya yang tenang-tenang saja, padahal kami meni pahibut neangan eh ari si Abah na mah santei weeee............... Abah-Abah.
Beberapa kisah lain ada diungkapkan oleh Wakil Amirul Haj, KH Hasyim Muzadi, saat mengenang pengalamannya mendampingi jemaah asal Jawa Timur.
Mereka kebanyakan berasal dari kampung-kampung, lugu-lugu, dan baru
keluar negeri untuk pertama kalinya. Ibaratnya, mereka tembak langsung
ke Mekah dari desanya. Persoalannya adalah sejak di pesawat banyak
jemaah yang tidak paham bagaimana menggunakan toilet. Toilet di pesawat
menjadi bau karena jemaah ada yang pipis di lantai kamar mandi. Ada juga
yang buang air besar tidak disiram karena tidak tahu cara menekan
tombol penggelontornya. Begitu juga yang terjadi di pemondokan. Hasyim menemukan ada bau pesing
di wastafel tempat cuci tangan dan cuci muka sehingga bisa dipastikan
ada yang pipis di situ. Jemaah yang ditanya tidak ada yang mau mengaku.
Lalu ia mengumpulkan jemaahnya untuk mencari tahu siapa yang kencing
tidak pada tempatnya itu.
Namun agar tidak ada yang curiga, Hasyim berpura-pura meminta
pendapat jemaah soal kondisi kamar mandi di pemondokan mereka. “Apakah
tempat kencing di pemondokan ini sudah baik?” tanya Hasyim memancing.
Seorang kakek menjawab dengan lugunya, “Sebenarnya yang sekarang sudah
baik Pak Kyai, cuma terlalu tinggi. Tadi pagi saya kencing susah, karena
ketinggian saya bawa kursi ke kamar mandi.” Maka tahulah Hasyim siapa
oknum jemaah yang kencing di wastafel.
Cerita lucu lain dari mantan Ketua PB NU ini adalah saat dia
mengobrol dengan jemaah bernama Saleh yang akan berangkat haji untuk
kali ketiga. “Apakah sekarang ini Pak Saleh hajinya haji ifrad atau haji tamattu?”
tanya Hasyim. “Bukan dua-duanya kyai. Saya tetap Haji Saleh. Nggak
pernah ganti nama,” jawab Saleh yang tidak mengerti apa itu haji ifrad atau haji tamattu. Haji ifrad adalah mereka yang langsung mengambil haji termasuk wukuf dan melempar jumrah tanpa umroh terlebih dahulu. Sebaliknya, haji tamattu adalah mereka yang melakukan umroh baru kemudian mengambil hajinya.
Kisah lucu lain ditemui langsung oleh wartawan saat bersama Kepala
Informasi dan Humas Kemenag Zubaidi meninjau kelompok jemaah haji asal
Grobogan yang terkena musibah akibat bus yang ditumpangi menabrak
pembatas jalan. Salah satu korban yang menderita luka parah adalah
Sukirno, 84. Kaki kanannya patah sehingga harus dioperasi dan dipasang
alat penyambung tulang.
Ketika kami menengok di kamarnya, Sukirno tergolek di tempat tidur
meski kondisinya sudah jauh lebih baik. Oleh karena tidak bisa jalan,
Sukirno tidak bisa banyak beribadah seperti salat di Masjidil Haram
seperti teman-temannya. Ia hanya bisa beraktivitas di seputar kamar
saja. “Pak Kirno itu haji ‘tamatu,’ tangi, mangan, turu. Kerjaannya cuma bangun, makan dan tidur saja,” kata teman sekamar Sukirno.
Pengalaman unik dan lucu tidak hanya dialami jemaah, tapi juga oleh
petugas haji termasuk wartawan. Seorang wartawan yang bertugas di Media
Center Haji (MCH), sebut saja namanya Haji Warta, percaya betul akan
hukum karma dan keajaiban-keajaiban yang bisa dialami oleh jemaah saat
menjalankan ibadah haji. Misalnya saja, kalau di Indonesia dia seorang
yang murah hati suka bagi-bagi rejeki, maka di Tanah Suci tiba-tiba
banyak orang tak dikenal kasih-kasih dia apa saja, dari mulai sekedar
makanan, cenderamata sampai uang riyal.
Ada juga wartawan yang sombong karena sudah sering ke luar negeri
lalu menganggap enteng bisa pulang sendiri dari Masjidil Haram ke
pemondokannya. “Eh, dia ternyata tersesat. Biasanya wartawan
memberitakan jemaah yang tersesat, ternyata wartawannya sendiri
tersesat,” kata Haji Warta.
Khusus hukum karma yang dia alami sendiri, Haji Warta menceritakan
pengalamannya. Ia mengaku doyan kentut. Kalau sudah mau buang gas, dia
tidak bisa menahan diri. Haji Warta bisa kentut di mana saja, kapan
saja, dan bagi siapa saja seperti iklan minuman kaleng. Di ruang kerja
kentut, saat rapat kentut, bahkan di lift dia mengaku sering kentutin
orang. “Tahu nggak pak? Di Tanah Suci saya dibalas dikentutin orang
melulu,” cerita Haji Warta.
Ia mengatakan baru saja dikentutin jemaah haji berkulit hitam
berbadan tinggi dan besar. Saat habis tawaf dan sedang berjalan
meninggalkan Masjidil Haram, tiba-tiba seorang jemaah haji asal Afrika
bergegas melewatinya. Begitu terlewati dan berada persis di depan Haji
Warta, si Afika berhenti sebentar dan “brutttt….” buang gas persis ke
muka Haji Warta. “Celakanya, habis kentut begitu, dia menengok ke saya
dan tersenyum-senyum. Habis itu, dia jalan begitu saja,” kisahnya.
Sumber : Salopos.com
Sumber : Salopos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar